Gemasiber80news.Com, LEBAK – Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilograng yang berada di desa Cijengkol Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Provinsi Banten, pekerjaan tahap pertama yaitu, Cut and fill di mulai pada bulan Maret 2022, terlihat masih belum dimulai tahap pembangunan gedung. Padahal, sudah hampir 3 ( tiga) bulan proses pembangunan tersebut berjalan, menyikapi hal tersebut awak media menulusuri apa yang terjadi dilapangan sebab target pembangunan gedung RSUD hanya 8 (delapan) bulan.
Saat ditemui awak media Hasan Sadeli Salah seorang rekanan subkon pemegang SPK Cut & fill di pekerjaan RSUD Cilograng, Selasa ( 31/5/2022 ) mengatakan memang pengerjaan di lokasi tersebut sangat lambat dan belum selesai, itu dikarenakan kondisi lokasi yang penuh dengan bebatuan karang, belum lagi terkendala cuaca hujan yang sering turun mengguyur lokasi proyek. Sehingga pekerjaan Cut and Fill mengalami keterlambatan. Akan tetapi ada sebagian gedung yang pembangunannya sudah di mulai. karena leveling tanah sudah memenuhi syarat untuk didirikan bangunan, ucap Hasan
“Untuk mengerjakan proyek Cut and Fill di Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilograng Kabupaten Lebak Banten saya merasa tertipu oleh rekan saya, pemegang Surat Perintah Kerja (SPK) atas nama perorangan. Yang katanya pekerjaan tersebut pembayarannya bisa bertahap sesuai progres. Sisanya dapat dibayarkan setelah pekerjaan selesai yaitu 45 ( empat puluh lima ) hari kalender, namun sampai sekarang belum pernah ada progres pembayaran yang dibayarkan oleh pihak PP Urban. Sayapun sudah beberapa kali menanyakan namun pegawai yang bersangkutan sulit di temui.” Imbuhnya
Lanjut Hasan, Saya dilapangan banyak melihat kejanggalan pada sipemegang SPK atas nama perorangan, yang katanya dekat dengan orang PP urban pusat, dengan mengatakan bahwa yang bantu menyiapkan persyaratan buat pihak PP Urban dalam proses lelang LPSE sampai PP urban mendapatkan tender di LPSE Banten. dengan dalih, dia meyakinkan kami, bahwa proses pembayaran, akan di permudah pihak manajemen PP Urban namun, kejanggalan itu terlihat ketika dia mengatakan ada fee buat Oknum pejabat PP urban di Jakarta, sebagai komitmen pekerjaan dan lainnya namun buktinya nihil dan sekarang si pemegang atas nama SPK tidak pernah muncul di lokasi proyek,
“Memang saya sekarang sudah tidak mengurusi pekerjaan dan kegiatan disana, tetapi saya masih ikut memantau kegiatan disana karena saya juga ikut andil ( pemodal-Red ) kegiatan proyek disana, ditambah dana yang dipakai sebelumnya sampai sekarang dalam pekerjaan tersebut, menjadi tanggung jawab saya kepada pemodal, selama ini saya terkecoh dengan omongan saudara Asmuni biasa disapa Alek dengan yang juga tertuang dalam perjanjian yang ada di SPK bahwa, pengajuan pembayaran pencairan invoice itu mengikuti progres/reguler sesuai kondisi yg ada dilapangan, namun sampai saat ini belum ada progres yang di realisasikan. Padahal pekerjaan sudah mencapai progres 90% lebih. Ucapnya
“Saya menduga ini ada permainan antara Alek dengan “oknum” pegawai PP urban, Saya ada bukti- bukti dugaan permainan tersebut dan masih saya simpan, kita merasa dirugikan oleh Alek. yang mengaku dekat dengan petinggi PP Urban di Jakarta, dengan adanya setoran yang diduga melibatkan oknum pejabat
PP Urban di Jakarta, Menambah keyakinan saya adanya dugaan persekongkolan, Pungkasnya.
“Sementara itu Dedih alias Ended salah satu admin rekanan dari PP Urban yang menjadi Maincon pembangunan RSUD Cilograng dalam hal pekerjaan awal yakni Cut and Fill Sersebut mengatakan, menduga adanya aliran dana atau fee buat oknum pegawai PP Urban pusat, dan banyaknya pengeluaran dana entertain pegawai dilapangan, yang di arahkan saudara Alek untuk di biayai, saya siap jadi saksi dan kita punya datanya,
Kami punya tagihan pekerjaan kecil-kecilan, yang tidak tercantum dalam SPK. Namun sampe saat ini tidak jelas pembayarannya padahal dilapangan kami harus mengeluarkan dana cash untuk selesaikan pekerjaan tersebut, keluh Dedih. * (Deni/Red)